Kutemukan Cinta dalam Islam

Sedih….sakit…dan terluka.
3 kata yang membuat pertahananku runtuh. Sakit rasanya hubunganku berakhir hanya sepihak. Aku baru saja putus dari pacarku, Frans adalah laki-laki bajingan yang memutuskanku semalam.  Semua yang dia inginkan tlah aku berikan. Kini dia tlah pergi tanpa satu alasan pun, hanya meninggalkan kehancuran lahir dan batin.

“ Hiks…hiks…..tega kau Frans..tega….kau pergi setelah menghancurkanku” emosiku. tanganku masih saja memukul- mukul ranjang dan tubuhku masih berada di lantai.

“ laki-laki biadab..persetan kau…!!! Teriakku. Setan semakin membakar habis- habisan emosiku.
“ Aku benci…bajingan itu…!! aku benci…..!!!” tanganku melemparkan barang di dekatku ke sembarang tempat. Airmataku mulai jatuh tak beraturan.

“hahahaha….” Tawa ku mulai terdengar. Layaknya orang gila. Ku benamkan wajahku di samping ranjang,” laki-laki brengsek!”gumamku. Kini hanya angin yang bersuara, terdengar kicauan burung yang sedang mengintip kesedihanku.

Aku kembali terdiam membisu. Pikiranku entah sedang pergi kemana. Hatiku masih sakit, rasanya mengingat perlakuan laki-laki biadab itu. Kehormatanku tlah lenyap karna ulahnya. Hancur sudah semua impianku. Kini hanya isakan tangis yang terdengar merdu di telingaku.

Terdengar langkah kaki seseorang….”krek” pintu kamarku telah terbuka oleh seseorang.
“ Bel…be..la kamu kenapa?” tanyanya . Karna melihatku yang masih terdiam di lantai dan kamarku sudah seperti kapal pecah. Namun mulutku masih tertutup rapi, tak ada suara yang keluar, karna aku lebih memilih membisu seribu bahasa.

Dia mulai mendekatiku,  tubuhnya jongkok  menyeimbangi tubuhku yang masih duduk di lantai. Dia memegang kedua  bahuku,” kamu kenapa bel? Tanyanya lembut. Namun tak ada jawaban yang terlontar dari bibirku, hanya gelengan kepala saja yang bisa ku berikan .

“ Bel jawab…..kamu kenapa? Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa kamu nangis? Kamarmu jadi berantakan  kaya gini, kenapa bel? Cerita sama aku” tanyanya dengan suara yang sangat lembut.
Ku balikkan wajahku menghadapnya, ku peluk erat Dara,sahabat terbaikku yang selalu menasehati. Namun sayangnya, nasehatnya hanya bagai angin bagiku, hanya sebatas ku dengar namun tak pernah sedikit pun ku pikirkan apalagi ku lakukan.

Ku cari ketenangan dalam dekapannya. Isakan tangisku semakin memanas.
“ Menangislah jika itu membuatmu tenang bel. “ tangannya masih setia mengelus rambut panjangku.
“ Ra…aku salah ya..hiks..hiks” tanyaku yang masih memilih membenamkan wajahku ke dalam dekapannya.

Dia menggelengkan kepalanya.

“ Kamu gak salah ko, cuma….” potongnya.
“ Tindakanmu kurang tepat” sambil tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya.
“ Apa ini ada hubungannya dengan Frans” tanyanya sambil menyipitkan matanya mencari kebenaran di mataku.

“ Iya” jawabku sambil ku anggukan kepalaku.

Dara membawa ke ranjang dan menyuruhku untuk menenangkan diri dulu. Dia tak pernah menyuruhku untuk menceritakan segalanya, karna dia  tahu aku sangat membutuhkan ketenangan.  Dia tahu semua tentangku namun aku tak pernah tahu tentangnya. Sahabat macam apa aku ini!!!.  Dia  yang selalu mengajarkan banyak hal bahkan memperkenalkanku pada Islam. Sayangnya, aku hanya menganggap itu sebagai bahan lelucon. Dia tidak pernah marah sekali pun, justru dia selalu mengukir senyumnya.
“ ra….” Tukasku.

“ iya bel, kenapa? Sambil mengangkat alisnya menerka-nerka apa yang akan aku bicarkan.
“ Aku pengen cerita” singkatku masih dengan raut wajah yang memelas.
“ Kalau mau cerita, cerita aja. Aku akan dengerin kok” dengan senyum yang masih mengembang di wajahnya.

Semua tragedi  malam itu ku ceritakan padanya yang lagi-lagi membuat hatiku semakin hancur. Airmataku semakin meluncur jatuh ke bawah. Namun tanpa sadar, bebanku sudah mulai berkurang.
“ Jadikan ini pelajaran bel, jangan tergiur dengan buaian laki-laki. Karna jika seorang pria benar- benar mencintai kita maka sudah tentu mereka mengajak menikah bukan malah memilih jalur yang salah” tukasnya masih dengan kata- kata bijaknya yang menenangkan jiwa.
Tak hanya pembahasan tentang itu, melainkan hari ini adalah hari di mana secerca asa  datang kembali dalam hidupku walau pun dalam bentuk yang berbeda. Namun meski begitu, ternyata ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Aku memutuskan untuk memakai pakaian yang tertutup, ku buka lembaran baru. Aku mulai belajar tentang Islam.

                                                                                ***


2 bulan kemudian

Aku bukan yang dulu. Hidupku telah berubah dalam lembaran baru.  Masa lalu memang tak harus di lupakan namun ambillah sebagai pelajaran untuk masa yang akan datang.

“ Bel, jadi gak ke pengajian?” tanyanya yang sudah berada di kamarku beberapa detik yang lalu.
“ Iya jadi, ayok kita berangkat..let’s go” jawabku dengan penuh semangat.

kami meyusuri jalan untuk menuju masjid kampung sebelah. Inilah rutinitas mingguan kami mungkin bisa di sebut hiburan bagi kami setelah berhari-hari harus bekerja menatap komputer terus- menerus. Aku dan Dara bekerja di perkantoran ternama di ibu kota. Setelah beberapa menit kami sudah sampai di masjid At-Taqwa. Aku dan Dara menempatkan diri. Tak hanya para akhwat yang datang melainkan para ikhwan pun datang juga.

Pengajian kali ini ternyata berbeda, biasanya yang membaca al-qur’an adalah ustadz Mansyur namun kali ini yang mengisi bukan beliau, melainkan seorang pemuda. Namanya Ahkam, suaranya sangat merdu. Siapa yang tidak suka dengan suaranya yang  mirip vokalis band NOAH, entah kenapa jantung ini berdegup kencang saat ku dengar suaranya. Namun sayang, aku belum bisa melihat wajahnya dengan jelas karna masih tertutup pembatas laki-laki dan perempuan.

                                                                                 ****

Hari ini aku mendapat jatah lembur dari bos, karna salah satu timku ada yang berhalangan hadir. Pekerjaanku menumpuk, aku menyelesaikan tugasnya jam 23.00 WIB. Sedangkan Dara sudah pulang lebih dulu.

“ Astaghfirullohaladzim, ini sudah jam segini lagi” sambil ku lihat jam tanganku. Tanpa berpikir panjang, ku ambil tas ranselku untuk pulang. Ku tunggu angkot tidak ada yang berlalu lalang seperti biasanya. Akhirnya aku memutuskan pulang dengan jalan kaki. Tiba- tiba…………….
“ ko sendirian aja neng” goda pria gondrong yang mulai menggodaku.

“ Abang anterin yuk, jangan jalan kaki sendirian donk, nanti kakinya kan bisa lecet” goda pria yang berkumis tebal. Dua preman itu mendekatiku, aku berteriak minta bantuan namun sayang, jalanan terlalu sepi, mau sampai suara habis pun tidak ada yang mendengar, apalagi ini tengah malam.

“ Neng jangan jual mahal gitu donk” pria berkumis tebal itu sudah memegang daguku. Sedangkan pria gondrong itu memegang lenganku.

“ Jangan berani sentuh aku!!!” teriakku sambil menjauhkan tubuhku yang gemetar dan keringat dingin pun sudah mulai bercucuran.

“ Jangan galak-galak donk” tangan mereka sudah mengunci tanganku dengan cengkramannya yang kuat. Airmataku semakin deras, aku semakin memberontak namun semua sia-sia.

“ Lepasin……lepasin..aku mohon” dengan suaraku yang bergetar. Mereka tak menggubrisku, justru mereka semakin memperlakukanku layaknya wanita jalang. Krudungku sudah ditarik oleh mereka, lengan bajuku sudah di sobek oleh mereka juga. Aku pasrah. Apa aku akan kehilangan kehormatanku untuk kedua kalinya Ya Allah. Namun saat mereka akan berbuat hal nyang menjijikan itu ada sebuah mobil yang berhenti tepat di depan kami.

“ Lepaskan gadis itu sekarang juga” pria yang barusan turun dari mobil mulai mendekati kami dan tangannya sudah memberi tinjuan pada pria gondrong yang tak jauh dari tempatnya.
“ Hahahahaha….memangnya dia siapamu, hah” jawab pria berkumis yang tertawa sinis.
“ Istriku” singkatnya sangat datar.

 Pria yang mengaku-ngaku sebagai suamiku, lalu melayangkan tinjuan pada preman yang berkumis. Cengkramannya pun terlepas, akhirnya mereka saling memukul 2 lawan satu. Tak beberapa lama dua pria itu terjatuh, dan akhirnya memilih kabur.

“ Kau tidak apa-apa” Tanya pria yang menolongku sambil menyerahkan krudung yang sudah di buang oleh dua preman tadi.

“ Pakailah nona, mari ku antar pulang ini sudah larut malam” ajaknya.
“ Ma..kasih ” ucapku yang masih dengan isakan. Aku pun mengiyakan ajakan pria yang menolongku untuk mengantarkan pulang. Kami pulang dengan mobilnya.
“ Jalanan ini memang sangat rawan apalagi tengah malam begini. Lain kali hati-hati ya” ucap pria di sampingku, membuka obrolan yang masih terlihat sangat canggung.

“ Iya” singkatku.

“ Pakailah jasku dulu” ucapnya datar sambil memberikan jasnya yang baru saja di lepas dari tubuh kekarnya.

“ Terimakasih untuk pertolongannya mas” ucapku sambil mengambil jas dari tangannya. Aku memang sangat membutuhkannya untuk menutupi bagian tubuhku yang terbuka, karna pakaianku sudah sobek.
“ Sama-sama” jawabnya kembali datar. Kami mulai terdiam, aku lebih memilih menatap ke jalanan sedangkan dia lebih memilih focus menyetir.

“ Namamu siapa? Tanyanya datar.

“ Bela Nurika” jawabku singkat.

“ cantik” ucapnya.

“Hah?? Tanyaku.

“ Mak..sudku namamu cantik” jawabnya yang seketika gugup dan entah mengapa jantungnya mulai berdegup kencang.

“ Ooo….” Sambil ku menganggukan kepala.

“oh iya sebelumnya perkenalkan namaku Arka“ sambil mengulaskan senyum meski fokus dengan setirnya.

“ Iya” jawabku singkat. Setelah beberapa saat kami sudah sampai.

“ Makasih ya mas” tukasku.

“ Sama- sama , lain kali hati hati ya. Kalau begitu saya permisi, assalamualaikum” jawabnya  sambil membuka kaca mobilnya.

“ Waalaikumsalam”.
                                                                                         ***
1 minggu kemudian………

Aku dan Dara lebih memilih mengisi liburan pergi ke pengajian seperti biasanya. Ini telah menjadi rutinitas bagiku setelah tragedi beberapa waktu silam. Cahaya ilahi kini mulai bersemi dalam hidupku.
Saat kami sudah di teras masjid ada sosok pria yang di situ juga, aku memicingkan mata. Apa aku kenal dengan pria itu Tanya ku dalam hati. “ oh iya itukan pria yang menolongku malam itu. Aku pun tanpa pikir panjang menghampirinya. Dara pun mengikutiku dari belakang dan masih bingung apa yang sebenarnya terjadi.

“ Assalamualaikum” ucapku dengan senyumku yang mulai mengembang. Entah mengapa jantung ini berasa mau copot.

“ Waalaikumsalam, lho kok kamu di sini? tanyanya.

“ Mau pengajian, emang mau ngapain? Mas Arka mau pengajian juga?” tanyaku Sambil menaikan alis tebalnya.

“ Ohhh kirain. Iya saya mau pengajian” jawabnya sambil tersenyum.

Setelah perbincangan kami di teras masjid, kami masuk ke dalam karna acara akan segera di mulai. Aku duduk di tempat para akhwat bersama Dara. Dara menyenggolku,” Bel, itu siapa ?” tanyanya dengan rasa penasaran. “ itu mas Arka yang menolongku malam itu” jawabku sambil senyum- senyum sendiri. “ Oooh….kamu suka sama dia ya Bel? “ tanyanya yang mulai menggoda. Bahkan sebelum ku jawab pun dia sudah tahu kalau aku menyukainya. Aku tak menjawab pertanyaan konyol yang membuatku salah tingkah.

“ Acara yang ketiga ada pembacaan ayat-ayat suci Al-qur’an oleh saudara Ahkam” pernyataan dari MC. Aku dan Dara mulai menikmati lantunan kalimat Tuhan itu. Aku penasaran dengan pemilik suara merdu itu, aku pun maju sedikit dan ternyata yang membaca adalah pria itu, Mas Arka.  Saat aku masih memandangnya ternyata tatapan kami bertemu, jantung ku pun mulai tak karuan. Aku sangat terkejut karna sosok yang aku kagumi ternyata adalah sosok yang sama. Pengajian pun selesai.
Aku dan Dara keluar masjid,” tunggu Bela” ucap seseorang dari belakangku. “ iya “ sambil membalikkan badan. Ingin ku bungkam mulut rapat-rapat. “ bisa kita bicara sebentar di sana?” sambil menunjuk arah pohon yang berada tidak jauh dari masjid. Tak ada jawaban yang ku berikan, aku malah meminta persetujuan pada Dara. Dengan anggukan yang di berikannya padaku akhirnya, aku menyetujuinya.

                                                                                      ***
“ Maaf bel sebelumnya jika aku lancang. Sebenarnya… sejak awal aku sudah jatuh hati pada mu. Aku sekarang sedang mencari pendamping hidup, apa kamu mau menjadi ibu dari anak-anakku kelak “ ucapnya dengan satu napas. Aku hanya menganga dan ku bungkam mulut tak percaya. Apa aku mimpi.
Airmataku meluncur seketika. Allah maha baik, memberikan yang telah hilang dengan lebih baik. “ Iya mas” jawabku singkat yang masih dengan perasaan tak percaya.

“ Makasih udah mau jadi bidadari halalku Bela Nurika” ucapnya dengan mata yang masih berbinar-binar.

“ Sama- sama mas…..” aku bingung mau sebut namanya siapa.

“ kok di potong sih “ tanya dengan menaikkan alisnya.

“ bingung mau panggil siapa. Disini namamu Ahkam dan waktu itu kau bilang Arka” jawabku yang masih bingung.

“ ooh itu. Ok saya jelaskan sekarang ya. Nama, Arka Nur Ahkam. Nama di dalam kajian memang dengan nama itu. Jika di kantor diluar itu Arka...heeheh.” ulasnya sambil terkekeh.

“Ooo… Baiklah mas Arka” sambil ku ulaskan senyum yang mulai memperlihatkan lesung pipi. Kami hanya saling menebar senyum. Dara dari belakang memelukku,” ciee yang udah mau married” godanya , tangannya masih melingkar di pinggangku.

Aku hanya mampu tersenyum. Akhirnya kami memutuskan untuk pulang bersama. Cinta kami bersemi dalam genggaman Islam bersama langit yang meneduhkan hati yang dulu pernah pilu.


by: Ratna_Dera

COMMENTS

Name

Agenda,21,Artikel,8,Berita,34,cerpen,5,Feature,2,Filsafat,2,Oase,7,Opini,10,Profil Imake,3,Profil Kebumen,1,Puisi,11,Resensi,2,Sains,1,Sirah,1,Syariah dan Hukum,2,
ltr
item
IMAKEWS: Kutemukan Cinta dalam Islam
Kutemukan Cinta dalam Islam
IMAKEWS
http://www.imakews.com/2020/07/kutemukan-cinta-dalam-isla.html
http://www.imakews.com/
http://www.imakews.com/
http://www.imakews.com/2020/07/kutemukan-cinta-dalam-isla.html
true
5730944271125810480
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts VIEW ALL Readmore Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS View All RECOMMENDED FOR YOU LABEL ARCHIVE SEARCH ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Sunday Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat January February March April May June July August September October November December Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Yesterday $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS CONTENT IS PREMIUM Please share to unlock Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy
UA-114342536-1